Kamis, 13 Januari 2011

aku si bintang malam

Aku Si Bintang Malam
Entah kenapa kini aku lebih mencintai malam
Bahkan rela memusuhi pagi
Yang datang mengusir malamku
Malam datang untukku
Tidak seperti siang yang diterangi mentari
Hanya peduli pada orang yang tertawa
Tak seperti malam yang sendiri
Tak heran ego pria membencinya
Ketika mentari jadi milik semua orang
Aku si pemuja malam
Yang menebar sepi mengusir kesendirianku
Akulah si pemuja malam
Ketika ia menghangatkan hatiku yang dingin
Dan akulah si pemuja malam
Ketika ia membasuh lukaku dengan lembut sinarnya
Aku selalu menunggunya
Berjanji menjadi bintang malamnya
Bintang yang selalu ada ketika langit tanpa bulan
Bintang yang menunggu malam sampai terlelap
Hingga hari jadi pagi
Bintang yang meredup bersamanya
Saat bumi terlahir kembali

lelaki di ujung malam

Dingin…
Malam
ini kuhinggapi sendiri
Selimut
dari pakaianku musnah karena gelap
Dan
lololangan anjing malam menemani menggigilku hingga pagi

Aku
lelaki kesepian , buta…
Yang
berada di tengah taman bunga
Hanya
bisa mencium
Dan
tak berani kupetik mereka
Bunga-bunga
itu di samping…kiri kananku
Tepat
di antara kaki dan jemari tanganku
Kedamaian
yang belum pernah kurasakan

Kuberanjak,
kupetik satu
Lalu
durinya menusuk teunjukku
Mawar
itu.., sakit itu.., kupetik satu
Kuhirup
hingga begitu dekat
Hingga
tak sadar darahku untuknya
Kucium,
damainya.., untukku

Kuletakkan
dia sejenak
Tergeletak
mencari senyumku
Ah..,
bodohku, kucampakkan mawar itu
Kucari..,
hingga terseok rapuh
Terduduk
dan termangu menanti waktu

Lalu
sejuk pagi datang
Hanya
membawa kesejukan
Sedangkan
aku mendesah mencari kedamaian

Secercah
cahaya datang membasuh mataku
Dan
kulihat indahnya dunia baru
Aku
menari kegirangan, melompat, dan kupeluk semua pohon..dahan dan
rantingnya

Mawar
itu..!
Kucari
dia diantara guguran bunga
Kutemukan,
tapi tak seperti waktu itu
Hangat
dan damainya.., tak ada

Lalu
kucari yang seperti itu
Kedamaian,
keindahan, dan cinta itu
Di
antara semua bunga di depan mataku

Kulihat
lelaki memetiknya lalu pergi.., dua.., tiga.., beranjak lagi
Betapa
mudahnya mereka temukan
Kedamaian
dan kesejukan yang bunga berikan
Ada
yang memetik satu.., dua.., tiga..
Duri
tak membuatnya jera
Beberapa
memetik satu.., dibuang dan memetik lagi
Begitu
mudahnya bunga-bunga itu berguguran

Kulihat
mawarku telah diambil lelaki lain
Tapi
dia tinggalkan tak jauh dari sampingku

Kuberjalan,
beranjak pergi, mencari..
Mencari
kedamaian yang pernah mawar berikan
Melati..,
angsana.., tulip..
Kucari
kedamaian untukku
Rasa
cinta itu.., kucari…

Tapi cinta

Cinta tak selalu indah, 
Tapi cinta adalah keindahan
Cinta tak sekedar saling mengungkapkan,
Tapi juga diperjuangkan
Cinta tak selalu memiliki,
Tapi cinta adalah rasa memiliki
Cinta bukan masa lalu; saat ini; atau masa depan, 
Tapi masa lalu;  saat ini;  dan masa depan adalah  cinta
Cinta tak akan sakit, 
Karena sakit adalah bagian dari cinta
Cinta bagian dari keluarga, 
Karena keluarga adalah bagian dari cinta, cintailah keluargamu…

Aku hanyalah

Aku hanyalah seorang anak manusia yang sangat lemah, hati; jiwa; pikiran; dan jasmaninya. 
Aku tak bisa menenangkan diriku sendiri bila gundah.  Mungkin berpikir sudah, namun semu dan kembali resah.   
Aku adalah manusia rendah dan terhina.  Yang hanya punya dosa. 
Aku adalah pendosa, tak kenal siapa aku dan untuk SIAPA aku ada.   
Aku yang tak henti mengumbar birahi dan kesenangan mendengar jerit erang suara hati.  
Aku yang bernyawa, hampir sia-sia.
Aku bukanlah dewa, karena itulah dewa tak pernah ada. 

Aku adalah jejak aku di tanah, yang mudah dihapus dan dijejak kembali.   
Aku tak mampu mengubah masa lalu, 
Aku tak pernah ingin mengulang masa lalu.
Aku tak bisa memenangkan hati yang aku cintai, atau hanya berpaling melihat yang mencintai aku.  Aku adalah yang mencintai, namun tak tahu mengapa aku dicintai. 

Aku adalah cinta yang tak berarti, adalah khayalan kebahagiaan abadi.  Aku adalah cinta yanghampir mati.....