Senin, 05 September 2011

malu kemaluan

di pucukpucuk malam
saban jalang menjelang
di temani angin telanjang
melintas lengkung kelangkang
menuju dingin, payudara menjulang
sepanjang lembah,
mereka mengiris tangis tipistipis
meluruskan nasib pada batang penis
menitahkan erotis bagian sejarah
tubuhtubuh binal menghimpit ruang urat
melumat bibir tuan yang memamah taurat
di atas podium kata berloncatan dari kemaluan
satusatu mengendap beku dalam jamban
sunyi berbaitbait mengendus kamar
menusuk vagina yang menanti di amar
menghayati keluasan senggama, saling merambah
menjilat rerimbunan pinggul yang rendam gairah
bergelak, hingga semak tersibak, bebukit basah

Tidak ada komentar: